Monday, August 10, 2020

Pertaruhan

Selasa, 11 Agustus 2020



Kemarin di sore hari yang agak tenang, aku merindukan hawa petang yang mengantarkan malam. 


Kami berhenti di suatu tempat, duduk kemudian memesan minuman bewarna putih,bercangkang dengan airnya yang sedikit keruh. Sambil menyeruput perlahan dengan sedotan, kulihat sekilas si bapak penjual.


Postur tubuhnya tidak terlalu tinggi,kulitnya gelap,sebagian rambutnya memutih, kalau perkiraan mungkin usianya di atas 60 tahun, saat itu dia memakai alas kaki karet, ah andaiku bisa mengambil fotonya dari sisi terbaik dirinya.

Dia ramah, senyumnya baik walau tak sebaik apa yang dia pakai.

Dalam hati aku bertanya-tanya, "Perjuangan apa yang sedang ia pertaruhkan sampai ia rela memakai baju kemaja yang tipis, warnanya hampir hilang ditelan waktu. Untuk seusianya  apa yang dia cari atau mencari untuk apa.Jika hanya untuk sepiring nasi dan lauk, sungguh benarlah betapa hidup harus disyukuri bahwa pundak orang tak sama untuk beban yang berbeda.


Saya pulang dengan senyum, dan rasa syukur yang besar. Setiap orang punya cerita kehidupan yang tidak semua akan mengerti, biarkanlah tiap orang dengan perjuangan asal tidak kehilangan cinta itu.


Sekian untuk petang hari ini, besok fajar baru akan datang, mari sambut dengan doa harapan.

No comments:

Post a Comment